Makalah Globalisasi
PENGARUH
GLOBALISASI
TERHADAP
KEBERADAAN
BUDAYA
DAERAH
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari
proses manusia global itu. Kehadiran teknologi
informasi dan
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru
yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi
untuk
kepentingan
kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul
sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai
ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir.
Dasar
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.Globalisasi banyak di perbincangkan
oleh banyak kalangan masyarakat. Dalam kata globalisasi tersebut
mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana
berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia
dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan
terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya
barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan,
nilai budaya dan lain-lain. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa
globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya
hidup, orientasi, dan budaya.
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa
globalisasi
merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang
semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan
merasuk ke dalam kesadaran kita. Globalisasi yang ditandai dengan
fenomena pokok yang disebut borderless countries ( batas geografis
antar negara yang semakin relatif) tlah memunculkan isu isu yang
universal sifatnya, yang menerpa keseluruh penjuru dunia tanpa
memandang corak ideologi dan sistem sosial yang dianut.
Dalam proses
perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Bidang tersebut
merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian
mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh
sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di
belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia
yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi
antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti
kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain.
Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan
sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.
- TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah
2. Untuk membuat
kalangan remaja untuk dapat mencintai budaya bangsanya.
C.
KERANGKA TEORITIK DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Dalam
pembuatan makalah ini menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami.
Agar pembaca dapat dengan mudah mencerna dan menangkap maksud dari
makalah yang kami buat. Dan dalam pembuatannya kami menyusun maslah
dari yang paling sedaerhana hingga yang paling kemasalah yang paling
kompleks.
Adanya
globalisasi pasti memiliki dampak positif dan negatif, maka perlu
adanya suatu tindakan untuk menanganinya. Adapun tindakan- tindakan
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif yaitu :
1.Memberikan
pemahaman dasar dan pengenalan budaya daerah kepada generasi muda di
usia dini.
2.Menyeleksi
kebudayaan yang masuk ke Indonesia,agar terjaganya kebudayaan daerah.
3.Mengadakan
kegiatan rutin pertunjukan kubudayaan .
4.Membatasi
acara-acara yang dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing.
BAB
II
PERMASALAHAN
- Identifikasi Masalah
Dalam
perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang
kebudayaan,antara lain :
- hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara
-
terjadinya pengikisan budaya asli daerah
-
menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme
-
hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong
-
kehilangan kepercayaan diri baik individu maupun bangsa
- gaya hidup yang mulai kebarat baratan
- Perumusan Masalah
Adanya
globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap keberadaan
kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa
cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa,
pengikisan nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang
selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.
Dari
identifikasi masalah tersebut di atas kami ajukan rumusan masala
sebagai berikut:
- Bagaimana pengaruh globalisasi di bidang budaya ?
- Bagaimana eksistensi budaya daerah di era globalisasi ?
- Bagaimana peran serta generasi muda dalam mengembangkan budaya bangsa di era globalisasi?
BAB
III
PEMBAHASAN
- Pengaruh globalisasi di bidang budaya
Era
globalisasi sosial budaya mulai berkembang pesat pada abad ke 20
seiring dengan berkembangnya tekhnologi komunikasi. Salah satu aspek
yang terkait yaitu aspek kebudayaan. Kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Atau dapat dididefinisikan sebagai wujud, yang mencakup gagasan atau
ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal
tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Dengan demikian
kebudayaan adalah hasil pemikiran manusia atau hasil cipta manusia
yang berasal dari kebiasaan dan tingkah laku sehari- hari.
Aspek
kebudayaan adalah tentang jiwa atau tentang rasa yang diciptan dan
diwariskan oleh nenek moyang ke pada kita yang harus di jaga. Karena
nilai ini merupakan nilai yang tumbuh berdasarkan kebiasaan tingkah
laku kehidupan yang di curahkan dalam bentuk kesenian. Sebagai salah
satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang
merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia. Aspek
kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki
kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya yang tak luput dari
pengaruh globalisasi.
Globalisasi
dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini terlihat
jelas dari perkembangan tekhnologi yang sangat pesat yang mampu
mengubah dunia secara mendasar. Namun sayangnya perkembangan ini
terlalu didominasi oleh negara- negara maju, dan negara berkembang
hanya sebagai pengikut yang harus bisa mengimbangi seperti halnya
negara Indonesia.
Dalam kasus ini,
Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam
berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk
kesenian kita.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara
menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa
globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya
dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan
berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga
mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran.
Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-
nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.
Arus
globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan
budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi
ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap
berkurangnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan
Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi yang mengkibatkan
berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Budaya
Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti
dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Selain itu Pakaian
mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda remaja
putri yang dulu menggunakan pakaian yang menutupi hampir seluruh
bagian tubuhnya. Namun kini remaja putri di kota banyak yang
menggunakan pakaian mini dan ketat. Dalam kasus ini menunjukan bahwa
mudahnya budaya luar yang mempengaruhi budaya daerah dan dengan
cepatnya merubah tatanan dan kebiasaan suatu masyarakat akibat proses
globalisasi.
B.
Eksistensi Budaya Daerah dalam masa
globalisasi
Perubahan
yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh pengaruh dari budaya luar yang sanga kuat kaitanya
dengan mudahnya budaya luar masuk ke suatu negara,tanpa terkecuali di
Indonesia. Mungkin dahulu kita hanya tahu bahwa globalisasi hanya
memiliki pengaruh besar pada aspek ekonomi .Namun kini globalisasi
telah mencangkup semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, globalisasi
bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu
makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih
tetap berarti.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai
hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah
geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat
dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan kata
lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di
Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas dan
menjadi pembeda di setiap daerah.
Kekhasan
budaya disamping memberi isi kepada jati diri budaya bangsa juga
merupakan milik yang dapat diposisikan sebagai keunggulan yang
komparatif dalam bidang industri budaya. Bangsa Indonesia dengan
segala potensinya, pada sumber daya manusia maupun sumber daya
budayanya justru perlu di lestarikan untuk dapat mengendalikan
pengaruh globalisasi.
Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan
secara kreatif terus berkembang tanpa harus mengalah dengan proses
modernisasi .Misalnya saja kesenian tradisional wayang kulit, yang
terdapat di Musim Wayang di Banyumas, yang masih diminati pengunjung.
Hal ini perlu di lestarikan mengingat wayang merupakan salah satu
bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan
pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman
nilai-nilai moral yang baik, dan dapat digunakan sebagai penggambaran
kehidupan,menurut saya.
Dengan
kegigihan dari pemerintah,dan para pecinta seni kini akhirnya wayang
kulit menjadi salah satu kebudayaan yang diakui oleh dunia yang
disahkan oleh UNESCO. Yang menjadi masalah yaitu bagaimana kita dapat
mempertahankan kebudayaan kita dari ancaman budaya lain yang dengan
mudah masuk ke negara Indonesia.
Mungkin
kejadian tersebut tidak hanya terjadi pada kesenian jawa saja namun
juga pada kesenian lain di Indonesia. Namun ditangan orang yang
kreatif, kesenian daerah dapat berubah fungsi dengan mengikuti jaman
yang ada,misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat dan Opera Van Java
yang berlatar belakang pada kebudayaan Jawa. Kenyataan di atas
menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar
sendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran
televisi, bukan ketoprak panggung.Dan pada pertengahan tahun 2009
muncul Opera Van Java yang menampilkan kembali hiburan bertemakan
budaya jawa yang dikemas lebih modern dan dapat di nikmati tidak
hanya orang yang asli Jawa. Namun juga oleh berbagai kelompok suku
bangsa di Indonesia.
Selain
itu juga wayang kulit ikut ambil andil dalam eksistensinya di dunia
hiburan tanah air. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki
Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto dan dalang lokal seperti Ki
Enthus dan Dalang Gino tetap diminati masyarakat, baik itu kaset
rekaman, pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Salah
satu bentuk apresiasi ditunjukan oleh salah satu stasiun swasta di
Indonesia yang mau menjadi penyiar dari pertunjukan wayang kulit.
Masih adanya peminat ataupun pecinta wayang merupakan salah satu
wujud pelestarian budaya bangsa.
C. Peran
serta generasi muda dalam mengembangkan budaya daerah di era
globalisasi
Perubahan
budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan
dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma
sosial merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.
Sebagai
contoh,dalam bidang hiburan. Dahulu kita hanya dapat menikmati siaran
televisi hanya seminggu satu kali,itu pun berupa siaran yang sangat
tradisional. Namun sekarang banyak stasiun televisi yang menyediakan
bermacam- macam program. Bukan hanya tayangan dalam negeri saja yang
disediakan,namun juga tayangan dari negara – negara lain yaitu
Amerika ,Jepang, Korea, Inggris dll. Ini belum termasuk orang yang
menggunakan parabola, yang dimana dengan parabola ini kita dapat
menikmati beberapa siaran dari stasiun dari negara lain.
Hal ini menunjukan kekuatan negara maju dalam mendominasi era
globalisasi melalui tekhnologi. Dan yang paling mengkhawatirkan yaitu
ketika tumbuh rasa bahwa budaya negara lain tersebut lebih diminati
oleh kalangan muda yang dimana merupakan generasi penerus
bangsa.Tentunya hal tersebut mengancam kebudayaan daerah khususnya
kesenian tradisional.
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang
lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat
ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola
masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya
kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia
yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat. Karena kesenian di
Indonesia yang rata – rata berupa ritual dan identik dengan sistem
kerajaan kini kian terkikis akibat pengaruh budaya luar yang
terkesan lebih modern dan lebih sesuai dengan peradaban jaman
sekarang. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian
tradisional kita akan tertinggal begitu saja kalah oleh kesenian
luar.
Beberapa
aktivis anak muda di Banyumas tepatnya di Desa Sudagaran mendirikan
sanggar budaya yang bertemakan musik keroncong yang merupakan salah
satu musik khas Jawa Tengah. Sanggar ini mengidentifikasikan bahwa
masih ada generasi muda yang masih mencintai budayanya dibandingkan
dengan budaya luar yang sekarang merebak di Indonesia seperti musik
dari korea dan sebagainya.
Peran
serta generasi muda terhadap kebudayaan daerah diharapkan dapat terus
dilestarikan. Sebagaimana kita tahu bahwa kebudayaan merupakan alat
pemersatu bangsa yang dapat menyatukan berbagai elemen
didalamnya.Keterikatan semua elemen bangsa dalam menjaga dan
menjadikan seni budaya sebagai alat kebanggan dalam tata pergaulan
dunia merupakan kewajiban bersama,khususnya penuda di dalamnya.
IV.
PENUTUP
- Kesimpulan
Pengaruh
globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif
bagi kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam
kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya
serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan
di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada
akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan
dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan
“untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan
kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur
dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah. Artinya
adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau
dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing.
Apabila
timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan
kita?Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan
sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan
aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya
adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan
pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan
seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan
terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan
masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat
modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah
kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak
dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda,
yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni
budaya kita demi masa depan anak cucu.
B. Saran - saran
Dari
hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk
mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1. Pemerintah perlu
mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan
pergeseranbudaya bangsa.
2. Masyarakat perlu
berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing
khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
3. Para pelaku usaha
media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita,
hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan
pergeseran budaya.
4. Masyarakat perlu
menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya
yang
masuk tidak
merugikan dan berdampak negative.
5. Masyarakat harus
berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga
pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.
6. Perlunya
kesadaaran pada setiap individu untuk dapat mencintai dan mengilhami
budaya bangsa agar tetap terus ada.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Kuntowijoyo,
Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan
Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
2. Sapardi Djoko
Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan
Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat
Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
3. Fuad Hassan.
“Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. Dalam
http:// kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm,
didownload 11/02/2012.
4. Koenjaraningrat.
1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:Gramedia.
5. Adeney, Bernard
T. 1995. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar
Smith, “Syariah dan Tradisi Syi’ah Ternate”, dalam
http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm , didownload
11/02/2012.
7. lks pkn 2012
Leave a Comment